Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan implementasi Sistem Resi Gudang rumput laut menjadi alternatif pembiayaan petani dan sarana tunda jual yang efektif menghadapi panen raya saat harga cenderung turun.
"Implementasi Sistem Resi Gudang untuk rumput laut di Makassar merupakan yang pertama kali dan baru satu-satunya di Indonesia. Untuk itu, diharapkan pelaksanaannya dapat diikuti daerah-daerah lain," kata Gita Wirjawan saat melakukan kunjungan kerja ke Makassar, Senin.
Gita dalam keterangan tertulis Kementerian Perdagangan mengatakan masuknya rumput laut dalam SRG juga dapat mendukung peningkatan ekspor.
Ia mengatakan secara umum, tingkat kesejahteraan para petani saat ini belum memadai. Hal ini antara lain disebabkan oleh harga jual komoditi hasil pertanian pada saat panen tidak seimbang dengan modal kerja yang telah dikeluarkan.
"Demikian juga dalam pembiayaan, para petani dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses kredit karena harus memiliki 'fixed asset' (aset tetap) berupa tanah, rumah dan lainnya yang dapat dijadikan agunan," ujar dia.
Melalui skema SRG, lanjutnya, komoditas yang dimiliki pelaku usaha (terutama kolompok tani dan UKM) yang disimpan di gudang akan diterbitkan Resi Gudang-nya agar dapat dijadikan agunan sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya, dan pelaku usaha dapat menjaminkan Resi Gudang tersebut ke Bank atau Lembaga Keuangan lainnya untuk memperoleh modal kerja dan kebutuhan pembiayaan.
Ia menjelaskan untuk dapat mengimplementasikan Sistem Resi Gudang, diperlukan kesiapan-kesiapan yang harus dilakukan di daerah, antara lain kelembagaan dalam SRG, sarana dan prasarana seperti gudang dan perlengkapanannya, ketersediaan mesin pengering, serta kesiapan lembaga keuangan di daerah.
Peran Pemda, lanjutnya, dalam memberikan dukungan melalui kemudahan perizinan maupun sosialisasi, serta pemahaman teknis dari para pelaku usaha yang terlibat dalam SRG juga sangat dibutuhkan.
"Besaran volume komoditi yang dimasukkan ke dalam sistem resi gudang sangat dipengaruhi oleh tingkat harga komoditi yang berlaku pada saat itu, apabila harga sedang tinggi, SRG belum dapat dimanfaatkan oleh pemilik komoditi," kata Mendag
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Perdagangangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Syahrul R. Sempurnajaya, mengatakan bahwa pelaksanaan SRG sudah dilakukan baik di gudang yang telah dibangun pemerintah maupun milik swasta.
"Hingga 1 April 2013, jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan sebanyak 782 resi dengan total volume komoditi sebanyak 31.427,9 ton yang terdiri dari 26.657,58 ton Gabah, 3.677 ton Beras, 976,93 ton Jagung, 20,39 ton Kopi dan 96 ton Rumput Laut, atau total senilai Rp150,8 miliar," ujar Syahrul.
Sejak diluncurkan pada 2008, lanjutnya, Sistem Resi Gudang sudah dilaksanakan di 39 kabupaten/kota, meliputi Bener Meriah, Indramayu, Subang, Cianjur, Pekalongan, Karanganyar, Bantul, Demak, Jombang, Jepara, Banyumas, Kudus, Madiun, Mojokerto, Sragen, Nganjuk, Ngawi, Banyuwangi, Pasuruan, Probolinggo, Tulungagung, Sampang, Barito Kuala, Lombok Timur, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Gowa, Sumbawa, Grobogan, Sumedang, Ciamis, Tangerang, Lombok Barat, Lebak, Tuban, Pasaman Barat, Deli Serdang dan Kota Makassar untuk gabah, jagung, beras, kopi dan rumput laut.
Ia mengungkapkan khusus untuk wilayah Sulawesi Selatan, sampai Maret 2013 telah diterbitkan 59 resi gudang dengan total volume 5.817,05 ton, yang terdiri dari 227,75 ton beras, 1.651,24 ton gabah, 62,22 ton jagung dan 96 ton rumput laut.
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan SRG secara nasional, lanjutnya, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan pembangunan 80 gudang SRG yang tersebar di wilayah Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
"Pembangunan gudang tersebut telah dimulai pada 2009 dengan jumlah sebanyak 41 gudang di 34 kabupaten; 2010 sebanyak 11 gudang SRG di 11 kabupaten/kota pada 10 provinsi; pada 2011 sebanyak 14 gudang SRG di 14 kabupaten melalui dana alokasi khusus (DAK) 2011; serta pada 2012 sebanyak 14 gudang di 14 kabupaten melalui DAK Tahun Anggaran 2012. Gudang-gudang yang dibangun ini sudah dilengkapi dengan mesin pengering (dryer)," kata dia.
Ia mengatakan, pada 2012 Bappebti telah melakukan kegiatan pemetaan terhadap gudang milik swasta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai jumlah gudang yang ada di 274 kabupaten di 16 provinsi di seluruh Indonesia yang dimiliki oleh para pelaku usaha/swasta.
Sumber
Blog Ini Didukung Oleh :
0 comments:
Post a Comment