Ular termasuk binatang yang membahayakan. Namun, anggapan itu tidak berlaku bagi pecinta reptil. Bagi mereka, ular merupakan binatang peliharaan yang eksotik karena memiliki warna dan motif yang cantik. Ular boa termasuk jenis ular yang paling banyak peminatnya. Lantaran permintaannya tinggi, kini marak usaha budidaya ular boa. Salah satu pebudidaya ular ini adalah Hendryanto Nugroho di Bekasi, Jawa Barat.
Pria yang akrap disapa Dindi ini sudah membudidayakan ular boa sejak lima tahun lalu. Menurut Dindi, dari sekian banyak jenis ular di dunia, hanya 5% saja yang berbisa. Ular boa sendiri termasuk yang tidak berbisa.
Awalnya, ia mendapat ular boa dari seorang temannya. Ular itu dipeliharanya dari kecil. Setelah boa peliharaannya berusia dua tahun, kemudian dikawinkan dan mulai melahirkan. Saat pertamakali melahirkan, induk ular boa bisa melahirkan 15 ekor. Namun, untuk berikutnya, jumlah anak yang dilahirkan bisa lebih dari dua puluh ekor. Biasanya, ular boa yang melahirkan anak sebanyak itu sudah berumur sekitar empat sampai lima tahun.
Saat ini, ia memiliki tiga indukan ular boa berusia lima tahun. Ular-ular itu rutin melahirkan dalam waktu lima sampai enam bulan sekali. Setiap melahirkan, jumlah anaknya lebih dari 20 ekor. Harga jual anakan ular boa itu bervariasi, tergantung usianya. Anakan yang baru berusia sebulan dihargai Rp 1 juta per ekor. Sementara bila sudah berumur satu sampai lima tahun mencapai Rp 5 juta - Rp 6 juta per ekor.
Selama ini, Dindi lebih banyak menjual ular boa berumur sebulan. Saat itu ular sudah mulai makan dan berganti kulit. Dari usaha ini, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 100 juta per enam bulan. Budidaya ular boa juga ditekuni Topan di Kudus, Jawa Tengah. Ia mulai menekuni usaha ini sejak 2003 di bawah bendera usaha Sawer Breeder.
Topan memiliki enam ekor indukan ular boa yang dapat menghasilkan 20 ekor sekali melahirkan. Anakan ular boa ini dijual saat sudah berumur dua bulan dengan harga Rp 750.000 - Rp 1,5 juta per ekor. "Harga tergantung kebersihan dan warna kulitnya," kata Topan. Omzetnya dari usaha ini mencapai ratusan juta dalam setahun.
Awalnya, ia mendapat ular boa dari seorang temannya. Ular itu dipeliharanya dari kecil. Setelah boa peliharaannya berusia dua tahun, kemudian dikawinkan dan mulai melahirkan. Saat pertamakali melahirkan, induk ular boa bisa melahirkan 15 ekor. Namun, untuk berikutnya, jumlah anak yang dilahirkan bisa lebih dari dua puluh ekor. Biasanya, ular boa yang melahirkan anak sebanyak itu sudah berumur sekitar empat sampai lima tahun.
Saat ini, ia memiliki tiga indukan ular boa berusia lima tahun. Ular-ular itu rutin melahirkan dalam waktu lima sampai enam bulan sekali. Setiap melahirkan, jumlah anaknya lebih dari 20 ekor. Harga jual anakan ular boa itu bervariasi, tergantung usianya. Anakan yang baru berusia sebulan dihargai Rp 1 juta per ekor. Sementara bila sudah berumur satu sampai lima tahun mencapai Rp 5 juta - Rp 6 juta per ekor.
Selama ini, Dindi lebih banyak menjual ular boa berumur sebulan. Saat itu ular sudah mulai makan dan berganti kulit. Dari usaha ini, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 100 juta per enam bulan. Budidaya ular boa juga ditekuni Topan di Kudus, Jawa Tengah. Ia mulai menekuni usaha ini sejak 2003 di bawah bendera usaha Sawer Breeder.
Topan memiliki enam ekor indukan ular boa yang dapat menghasilkan 20 ekor sekali melahirkan. Anakan ular boa ini dijual saat sudah berumur dua bulan dengan harga Rp 750.000 - Rp 1,5 juta per ekor. "Harga tergantung kebersihan dan warna kulitnya," kata Topan. Omzetnya dari usaha ini mencapai ratusan juta dalam setahun.
Blog Ini Didukung Oleh :
0 comments:
Post a Comment