Fungsi mineral pada ternak adalah sebagai pembentuk struktur fisiologis, sebagai katalisator sekaligus berfungsi sebagai regulator. Semua jaringan tubuh ternak mengandung zat mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat bervariasi.
Mineral yang sangat penting bagi ternak dapat dibagi menjadi mineral makro dan mineral mikro.
Yang termasuk mineral makro adalah CA, P, K, Na, Cl, S dan Mg. Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah Fe, Zn, Cu, Mo, Se, I, Mn,Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni, dan As.
Pakan ternak yang baik harus mengandung mineral makro dan mikro tersebut dalam komposisi jumlah yang tepat.
Beberapa jenis mineral merupakan elemen inorganic yang dibutuhkan oleh ternak untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Jumlahnya memang hanya sedikit, namun komposisi semua jenis mineral yang ada harus tepat. Harus selalu ada dalam kompisisi yang tepat agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Berdasarkan kegunaanya dalam aktifitas hidup ternak, maka mineral dapat dibagi menjadi golongan esensial dan non esensial.
Magnesium ( Mg )
Mneral magnesium termasuk ke dalam jenis mineral makro yang fungsinya sangat penting. 70% dari total Mg dalam tubuh ternak terdapat dalam tulang atau kerangka tubuh, sedangkan 30% lainnya tersebar meata dalam berbagai cairan tubuh dan jaringan-jaringan lunak. Magnesium dibutuhkan oleh sebagai pembentukan berbagai macam system enzim, berperan juga dalam fungsi metabolism karbohidrat dan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki system saraf. SIstem sistesis protein, asam nukleat, nukleotida dan lipid juga sangat membutuhkan peran dari magnesium.
Seng ( Zn )
Seng sebagaian besar terdapat dalam tulang, namun semua jaringan tubuh yang lain juga mengandung seng. Kulit, rambut dan bulu ternak juga mengandung seng. Zn berperan penting pada sintesis DNA serta metabolisme protein sehingga sistemtubuh akan terganggu jika defisien Zn. Proses metabolisme karbohidrat, lemak dan pembentukan system imunitas tubuh juga sangat membutuhkan salah satu jenis mineral ini. ). Menurut Linder (1992) Zn merupakanmikromineral yang tersebar didalam jaringan hewan, manusia, dan tumbuhan sertaterlibat dalam fungsi metabolisme. Zn berperan juga dalam fungsi berbagai enzim, meningkatkan nafsu makan, produksi telur, daya tetas telur dan pertumbuhan tulang dan bulu pada ayam petelur.
Mineral seng ini dibutuhkan tubuh ternak dalam jumlah yang relative sedikit, hal ini sering disebut trace mineral. Jika terlalu banyak maka akan menyebabkan keracunan, indikasinya adalah mual, muntah-muntah, diare dan gangguan pada perut.
Absorpsi Seng yang utama terjadi pada bagian usus kecil. Pada ruminansia sepertiga pemberian Seng per oral diabsorpsi di abomasum, tetapi daerah absorpsi yang utama adalah usus kecil dan yang paling aktif pada duodenum (Underwood, 1977). Peneliti lain menyatakan bahwa ruminansia dapat mengabsorpsi 20 – 40 % Seng dari yang terkandung dalam pakan, namun pada ternak muda absorpsinya relatif lebih tinggi (Georgievskii et al., 1982).
Absorpsi Seng dipengaruhi oleh jumlah dan imbangan mineral lain serta kandungan Seng dalam ransum dan bentuk Seng yang diserap (Underwood, 1977). Tingginya level kalsium dapat menghambat absorpsi seng pada monogastrik (Georgievskii, et al., 1982).
Besi ( Fe )
Lebih dari 90% Fe yangterdapat dalam tubuh terikat pada protein dan terutama pada hemoglobin darahmengandung Fe sebanyak 0,34%. Fe juga terdapat dalam mioglobin, hati, limpa dantulang. Fe dalam serum darah terdapat dalam bentuk non hemoglobin yang disebuttransferrin atau siderophilin. Pada individu normal hanya 30-40% transferrinyang membawa Fe, dalam keadaan normal plasma darah mengandung 240 – 480 mcg% ;pada sapi dewasa 130 – 140 mcg% ( Church, 1991 ).
Tembaga ( Cu )
Mineral Cu adalah salahsatu mineral yang seiring dilaporkan defisien pada ternak ruminansia. MenurutMcDowell ( 1992 ), defisien Cu dapat menyebabkan mencret, pertumbuhanterhambat, perubahan warna pada rambut dan rapuh serta mudah patahnya tulang –tulang panjang. Defisiensi sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternakruminansia walaupun ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupikebutuhan ( Kardaya et al., 2001 ).
Yoidum / iodium (I) : Mineral iodium ini berfungsi untuk proses pembentukan otak dengan cara pembentukan zat tirosin pada kelenjar tiroid
Phospor ( P) : Mineral ini berperan dalam pembentukan tulang dan gigi ternak
Cobalt (Co) : Berfungsi sebagai pembentukan pembuluh darah
Chlor ( Cl) : Berfungsi sebagai pembunuh bibit penyakit yang ada dalam lambung
Sulfur atau Belerang : Memiliki andil dalam membentuk protein dalam tubuh
Mangaan ( Mn ) : Mineralini Berfungsi untuk mengatur pertumbuhan ternak dan system reproduksi
Sumber
Mineral yang sangat penting bagi ternak dapat dibagi menjadi mineral makro dan mineral mikro.
Yang termasuk mineral makro adalah CA, P, K, Na, Cl, S dan Mg. Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah Fe, Zn, Cu, Mo, Se, I, Mn,Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni, dan As.
Pakan ternak yang baik harus mengandung mineral makro dan mikro tersebut dalam komposisi jumlah yang tepat.
Beberapa jenis mineral merupakan elemen inorganic yang dibutuhkan oleh ternak untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Jumlahnya memang hanya sedikit, namun komposisi semua jenis mineral yang ada harus tepat. Harus selalu ada dalam kompisisi yang tepat agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Berdasarkan kegunaanya dalam aktifitas hidup ternak, maka mineral dapat dibagi menjadi golongan esensial dan non esensial.
Magnesium ( Mg )
Mneral magnesium termasuk ke dalam jenis mineral makro yang fungsinya sangat penting. 70% dari total Mg dalam tubuh ternak terdapat dalam tulang atau kerangka tubuh, sedangkan 30% lainnya tersebar meata dalam berbagai cairan tubuh dan jaringan-jaringan lunak. Magnesium dibutuhkan oleh sebagai pembentukan berbagai macam system enzim, berperan juga dalam fungsi metabolism karbohidrat dan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki system saraf. SIstem sistesis protein, asam nukleat, nukleotida dan lipid juga sangat membutuhkan peran dari magnesium.
Seng ( Zn )
Seng sebagaian besar terdapat dalam tulang, namun semua jaringan tubuh yang lain juga mengandung seng. Kulit, rambut dan bulu ternak juga mengandung seng. Zn berperan penting pada sintesis DNA serta metabolisme protein sehingga sistemtubuh akan terganggu jika defisien Zn. Proses metabolisme karbohidrat, lemak dan pembentukan system imunitas tubuh juga sangat membutuhkan salah satu jenis mineral ini. ). Menurut Linder (1992) Zn merupakanmikromineral yang tersebar didalam jaringan hewan, manusia, dan tumbuhan sertaterlibat dalam fungsi metabolisme. Zn berperan juga dalam fungsi berbagai enzim, meningkatkan nafsu makan, produksi telur, daya tetas telur dan pertumbuhan tulang dan bulu pada ayam petelur.
Mineral seng ini dibutuhkan tubuh ternak dalam jumlah yang relative sedikit, hal ini sering disebut trace mineral. Jika terlalu banyak maka akan menyebabkan keracunan, indikasinya adalah mual, muntah-muntah, diare dan gangguan pada perut.
Absorpsi Seng yang utama terjadi pada bagian usus kecil. Pada ruminansia sepertiga pemberian Seng per oral diabsorpsi di abomasum, tetapi daerah absorpsi yang utama adalah usus kecil dan yang paling aktif pada duodenum (Underwood, 1977). Peneliti lain menyatakan bahwa ruminansia dapat mengabsorpsi 20 – 40 % Seng dari yang terkandung dalam pakan, namun pada ternak muda absorpsinya relatif lebih tinggi (Georgievskii et al., 1982).
Absorpsi Seng dipengaruhi oleh jumlah dan imbangan mineral lain serta kandungan Seng dalam ransum dan bentuk Seng yang diserap (Underwood, 1977). Tingginya level kalsium dapat menghambat absorpsi seng pada monogastrik (Georgievskii, et al., 1982).
Besi ( Fe )
Lebih dari 90% Fe yangterdapat dalam tubuh terikat pada protein dan terutama pada hemoglobin darahmengandung Fe sebanyak 0,34%. Fe juga terdapat dalam mioglobin, hati, limpa dantulang. Fe dalam serum darah terdapat dalam bentuk non hemoglobin yang disebuttransferrin atau siderophilin. Pada individu normal hanya 30-40% transferrinyang membawa Fe, dalam keadaan normal plasma darah mengandung 240 – 480 mcg% ;pada sapi dewasa 130 – 140 mcg% ( Church, 1991 ).
Tembaga ( Cu )
Mineral Cu adalah salahsatu mineral yang seiring dilaporkan defisien pada ternak ruminansia. MenurutMcDowell ( 1992 ), defisien Cu dapat menyebabkan mencret, pertumbuhanterhambat, perubahan warna pada rambut dan rapuh serta mudah patahnya tulang –tulang panjang. Defisiensi sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternakruminansia walaupun ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupikebutuhan ( Kardaya et al., 2001 ).
Yoidum / iodium (I) : Mineral iodium ini berfungsi untuk proses pembentukan otak dengan cara pembentukan zat tirosin pada kelenjar tiroid
Phospor ( P) : Mineral ini berperan dalam pembentukan tulang dan gigi ternak
Cobalt (Co) : Berfungsi sebagai pembentukan pembuluh darah
Chlor ( Cl) : Berfungsi sebagai pembunuh bibit penyakit yang ada dalam lambung
Sulfur atau Belerang : Memiliki andil dalam membentuk protein dalam tubuh
Mangaan ( Mn ) : Mineralini Berfungsi untuk mengatur pertumbuhan ternak dan system reproduksi
Sumber
Blog Ini Didukung Oleh :
0 comments:
Post a Comment